-->

ads

Katanya AGAMAMU untukmu, AGAMAKU untukku. Kok kalian larang apa yang kami jual atau yang kami makan?

BERAGAMA KOK NGURUSIN ORANG LAIN?

Katanya AGAMAMU untukmu, AGAMAKU untukku. Kok kalian larang apa yang kami jual atau yang kami makan?

Sudah jadi Tuhan-kah kalian???



*)Pernyataan ini ditujukan kepada kelompok yang tidak menghargai kebhinekaan di Indonesia. Islam Nusantara yang menghargai kebhinekaan adalah saudara kami dan merekalah yang MAYORITAS.

Yang lainnya adalah kelompok-kelompok yang suka "bawa-bawa" agama dan ngaku-ngaku MAYORITAS padahal mereka adalah minoritas di negeri yang menghargai PANCASILA dan UUD 1945.

dengan tullisan tersebut, banyak komentar yang datag dari nitezen, Seperti berikut ini

Emmy Yantari Jangan suka mencampuri urusan orang.. hdp masing2 kepercayaan .. kesukaan jgn usil urus dirimu sendiri. Sebelum koment..berkacalah. semua sama dimata ALLAH.. AGAMA APAPUN. KEDAMAIN TENTRAM YG KITA DAMBAKAN.( tulisan leo tobing)



Joe Nababan belom pernah jumpa begu ganjang fpi ini yaaa?klo bisa jangan,..habis nanti klen...

Rahfi Biastin Al Muchlis ormas setres gak usah diladeni.Rahfi Biastin Al Muchlis ormas setres gak usah diladeni.
FPI mungkin tidak tahu menyangkut soal adat dan budaya Orang Karo bisa sangat sensitif bila hal ini diganggu.

Bila FPI yg notabene beradat Arab mengusiknya dikhawatirkan akan terjadi bentrokan besar antara FPI dan warga Karo

Masyarakat BATAK terkusus masyarakat karo merasa sangat terhina dan dilecehkan oleh salah satu ormas ke agamaan yang beberapa waktu lalu melakukan unjuk rasa menuntut BPK ditutup.

Berbagai reaksi keras pun langsung bermunculan di media sosial dan di warung2 kopi tempat dimana biasa masyarakat karo ber interaksi, berbagai kalangan masyarakat karo mengutuk keras tindakan ormas tersebut.

Beberapa pemuda karo mengaku di media sosial cukup emosi dengan tindakan ormas tersebut, dia menambahkan bahwa di deli serdang suku karo bukan pendatang dan BPK adalah makanan khas karo yang sudah turun-temurun ada.

Pemuda karo baik yang ada di deli serdang, pancur batu sekitarnya, kota medan dan pemuda karo dari Tanah karo simalem mengaku sangat-sangat siap untuk melibas gerombolan ormas yang merusak tatanan keberagaman yang selama ini sudah terjalin mesra.

Pemuda karo dan pemuda batak lainya siap mempertahankan makanan khas karo, mereka mengatakan tidak boleh ada yang mengganggu tradisi kami.

Bila Simsu Bukit mengatakan akan mengerahkan warga Suku Karo untuk menggeruduk (ngugur) Kantor Bupati Deliserdang, sedikit beda dengan yang dilontarkan oleh Ketua DPP Pemuda Merga Silima (PMS) Sumut, Paham Sebayang.

Paham Sebayang menyebutkan kisaran jumlahnya.

Menurut Sebayang mergana ini, jika Pemkab Deliserdang jadi mencabut izin RM BPK (Babi Panggang Karo) Tesalonika, pihaknya akan menurunkan puluhan ribu massa untuk menggelar aksi.

“Jangan hanya akibat ulah segelintir Ormas dan antek-anteknya, izin RM BPK Tesalonika dicabut. Apabila RM BPK Tesalonika ditutup secara sepihak, kita dan puluhan ribu anggota siap turun ke Kabupaten Deliserdang untuk menuntaskan masalahnya,” kata Paham kepada Sora Sirulo kemarin

Sebelumnya, berita tentang massa FPI yang berdemo di Deliserdang yang menuntut agar RM BPK (Babi Panggang Karo) ditutup, dengan cepat menyebar luas, khususnya di media sosial.

Sontak muncul beragam status dan komentar serta meme-meme yang menyinggung prilaku FPI, apalagi hal ini terjadi pada RM BPK yang nota bene dimiliki oleh orang Karo.

Suku Karo sebagai bangsa taneh (pribumi) di Deliserdang merasa apa yang dilakukan oleh FPI ini sebagai wujud penjajahan, karena terjadi di rumah sendiri.

Reaksi yang wajar jika kemarahan itu muncul walau masih terkendali.

Dari salah satu media yang saya baca dan pesan singkat dari teman-teman di Medan, aliansi Masyarakat dan Pemuda Karo pun siap mengerahkan masa turun ke jalan apabila FPI berani menyentuh aset-aset Karo, salah satunya RM BPK ini.

Di medsos dukungan bagi RM BKP pun berdatangan bukan hanya dari internal Suku Karo saja, tetapi di grup-grup fb Suku Batak pun berhamburan dukungan dan mengecam tindakan FPI yang tidak menghormati kearifan lokal setempat.

Mereka beranggapan FPI sebagai Ormas pendatang harusnya menghormati bukan merengek untuk dihormati.(beritaateratas.com)


Baca Juga :

Loading...

loading...

Post a Comment